Sabtu, 23 Juni 2012

Ada Cara Lain Mencegah Free Sex Remaja Selain Sosialisasi Kondom 

 

 Jakarta Kalangan Komisi IX DPR menolak sosialisasi kondom untuk remaja. Masih ada cara lain untuk mencegah sex bebas di kalangan remaja.


"Sosialisasi kondom bagi para remaja sebaiknya tidak dilakukan. Dalam kultur ketimuran seperti di negara kita ini, ini dapat ditafsirkan sebagai tindakan melegitimasi pergaulan bebas dan kenakalan remaja," kata anggota Komisi IX DPR, Poempida Hidayatullah, kepada detikcom, Sabtu (23/6/2012).

Menurut Poempida, seyogyanya dalam mengatasi meningkatnya pergaulan bebas dan kenakalan remaja seperti data temuan BKKBN, pemerintah harus secara terintegrasi melakukan kampanye pendidikan moral yang lebih intensif. Hal ini bisa melibatkan lintas kementerian baik Kemendikbud, Kemenpora, Kemenkes, dan Kemenag.

"Memang pendidikan moral bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan dalam periode waktu yang singkat.
Namun prosesnya harus benar-benar terencana dan terprogram dengan baik. Energi lebih yang ada pada para remaja harus dapat disalurkan pada aktifitas yang positif yang dapat berupa berbagai kreatifitas seni, iptek dan olah raga," paparnya.

Selain itu tayangan televisi yang bermutu juga diperlukan dalam melahirkan mentalitas remaja yang bebas pergaulan bebas. Kemenkominfo dapat andil dengan memastikan tak ada tayangan vulgar di televisi.

"Kemenkominfo dapat ditingkatkan perannya dalam sosialisasi pendidikan moral ini, dengan cara memperketat tontonan-tontonan yang terlalu vulgar dan bebas,"tandasnya.

Sebelumnya diberitakan Menkes Nafsiah Mboi sebelumnya menyampaikan perlu ditingkatkannya pendidikan agama dan pendidikan kesehatan reproduksi untuk melindungi para remaja dari perilaku seks berisiko. Juga dengan kampanye ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) dengan target usia 15-24 tahun.

Menkes mendorong penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko, tak terkecuali remaja yang terlibat perilaku seks berisiko. Namun bukan berarti Menkes akan bagi-bagi kondom gratis kepada remaja.

Menkes menjelaskan dewasa ini pengidap HIV/AIDS meningkat, demikian pula penderita penyakit kelamin. Hal ini ditengarai karena meningkatnya seks berisiko. Kegiatan ini bisa dipicu oleh pendidikan agama yang tidak cukup kuat, iman yang tidak cukup kuat, dan beredarnya VCD porno di mana-mana, serta stimulan untuk meningkatkan kegairahan seks.

0 komentar:

TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR ANDA